Kamis, 10 Maret 2016

PROGRAM HAMIL DI OMNI HOSPITAL

Berawal dari lamanya kami menunggu si buah hati, saya pingin banget berbagi pengalaman saya yg pernah program tapi belum berhasil2, hhee...

Saya menikah 4 november 2011, saat itu posisi saya masih menjadi guru di kota semarang. sedangkan suami saya kerja di jakarta jadi LDR an gitu. 1 tahun kami menunggu, kok nggak hamil2,.. akhirnya saya memutuskan untuk ke dokter..

dokter bilang sih saya normal2 saja,hana masalah hormonal aja yg bikin mens g tratur, nggak ada apa2 cuman harus sabar, dan disarankan untuk hidup bersama suami, karena pada dasarnya setiap saya sedang subur kalau LDR an ya gak bakal jadi.

Akhirnya saya putuskan untuk resign, saya pun pindah ke jakarta. mengikuti suami sesuai dengan anjuran dokter. Di jakarta sembari kepingin punya momongan untuk sekedar pengalihan pikiran biar nggak kepikiran anak terus saya pun bekerja di sebuah perusahaan software pajak. Aktivitas saya berubah, pagi berkejaran dengan kemacetan, pulang kerja juga sama,, lari2 di JPO busway.. *ternyata ini bisa jadi olah raga lhoo....

Sedikit stress jadual mens nggak teratur lagi, akhirnya saya periksa di Dr. Bustaman RS Hermina Sunter, dikasih obat hormonal CYCLOPROGYNOVA , jd biar mens tratur katanya,.Tanpa kepikiran harus hamil, tapi tetep doa siih,,, akhirnya,,, ALHAMDULILLAH saya hamil. itupun saya nggak tau kalau lagi hamil, hhe,.. Waktu itu saya sakit, sy kira maag sy kambuh... diminumi obat maag gak sembuh, di minumi tolak angin juga nggak sembuh. Kami ke dokter klinik deket rumah. Ternyata saya hamil. Si suami senangnya bukan kepalang..

Lebaran, saya mudik ke Pemalang, dengan menerjang kemacetan 17 jam kami di perjalanan, uh... rasanya pinggang pegalnyaa... Di situ kehamilan sy mulai bermasalah, diawali flek, dan keterusan pendarahan..
rasanya,.. nggak bisa dibayangkan waktu itu. Di tengah rasa sakit itu dalam hati saya sudah menyerah,.. Ya Alloh,.. kalau memang anak ini mau Kau ambil kembali, saya sudah ikhlas,,. selang beberapa jam, karena udah nggak tahan lagi kami segera ke RS. tapiii baru turun dari tempat tidur, hiks,,, si janin sudah keluar dengan sendirinya.. Mungkin Allah mendengar gumamku di hati...

Pasca keguguran saya tetap memeriksakan ke dokter untuk USG, menurut 2 dokter yang saya datangi, sudah bersih,.. tidak ada lagi jaringan2 yg tertinggal, jd tidak perlu kuret. Lega...

Kembali ke aktivitas di jakarta pasca keguguran. Di kantor saya sebelum lebaran sudah mengajukan resign, alasannya sih dlu karena sudah hamil.. tapi ternyata keguguran. Untuk menarik kembali surat resign rasanya,, ya malu doong.. wkk,.. tapi ya sudahlah,.. rejeki tidak hanya disitu aja kan.

Jadi ibu rumah tangga,. ternyata super sekali capeknya melebihi saya yg bekerja dikantor ataupun ngajar.... dan kami lanjut ke program hamil lagi,..

Dokter yg saya lihat di internet yg testimonial pasiennya bagus sih Dr. Caroline Tirtajasa, SPOG.K di RS OMNI Pulomas. Dengan berbekal informasi dari  http://www.omni-hospitals.com/dr-caroline-tirtajasa/pulomas Kami coba konsultasi ke sana. Konsul awal, di periksa USG transvaginal.. dan dokter menyatakan saya PCOS. PCOS itu sel telurnya kecil2, nggak bisa matang untuk dibuahi. Kalaupun ada pembuahan hasilnya nggak sempurna, bisa terjadi keguguran, kami juga diminta untuk melakukan pemeriksaan ke Laboratorium. Waktu itu disarankan untuk ke Lab PRAMITA yg ada di jl. Matraman Raya, Tes yang harus dijalani :
- tes gula darah (insulin)
- immunologi (tumor marker. endokrin metabolism)
- tes sperma (suami)
-HSG ( HSG ini sepengalaman saya, seperti foto rontgen untuk mengetahui keadaan rahim)
Dr. Caroline menyarankan agar yg memeriksa HSG Dr. Kahar Kusumawidjaja, Sp RAD. Jadi sebelum kesana kami telepon dlu memastikan Dr. Kahar sedang praktek.
Hasil tes sperma Asthenozoospermia (masih bisa membuahi tapi katanya gerakannya poco2, jd suami sudah nggak boleh ngerokok lagi)
tes gula darah, insulin sy tinggi, makanya disuruh minum obat diabet
tes immunologi nggak ada masalah, tes HSG juga menyatakan normal.

Konsul kedua di Dr. Caroline.. membaca hasil lab, saya dan suami disarankan minum obat setiap hari. obat yg harus dibeli sampe ber box-box.. kami disarankan untuk membeli di agen yang disarankan si dokter, katanya sih harganya lbh miring dari yg di apotik2. Obat yg dikonsumsi setiap hari = penambah darah (Tonicard) , vit. E, Obat diabet (Forbetes). Saya juga diberi obat pembesar telur yg diminum selama 5 hari pada hari ke 3 mens. diminum pada jam yg sama.

Konsul berikutnya akan dlakukan pada hari ke 11 setelah menstruasi. hasilnya... sel telur saya ada yg besar, yeey... sambil berharap... semoga bulan berikutnya sudah bisa hamil. tapii,.. ternyata bulan kedua mens juga.. hiks,,,

Konsul hari ke 11 berikutnya USG transvaginal menunjukan telur2 sy belum besar juga.. smpai akhirnya 3 bulan penuh kami program tidak membawa hasil.. kami disarankan untuk inseminasi, jika 3x inseminasi gagal, dokter menyarankan bayi tabung. Kami dibawakan resep untuk suntikan inseminasi
(obat-obatan suntikan yg dilakukan setiap hari)  tapi kami masih memikirkan untuk bisa normal.. karena inseminasi pun belum tentu bisa jadi. Keluarga juga tidak menyarankan inseminasi, karena mengingat usia saya masih muda waktu itu (27 thn) mereka meyakinkan sy untuk tidak dulu inseminasi. saat itu kami stop konsul dulu..


Rincian biaya:

Konsultasi dokter Rp550.000,- tahun 2015 per kedatangan
Obat obatan selama 3 bulan 4jutaan
Tes HSG dll, 5jutaan.

Next saya sambung lagi lah.. untuk konsul di bbrapa tempat lain, dari yg alternatif di bogor sampai ke dokter lagi yg menyarankan saya kuretase..



1 komentar:

Unknown mengatakan...

Hi Mba, kami juga sedang menjalani program dari dr caroline..semoga berjalan lancar mohon doa nya