Halo bun.... salam kenal bagi yang baru buka blogku ini. Blog ini bertujuan sharing cerita2 tentang pengalaman saya selama menjalankan program kehamilan. Yang lain sih cuma tambahan aja kalau2 saya lagi pengen nulis lain-lain,. Semoga bermanfaat.
4 tahun belum memiliki keturunan memang sangat mengkhawatirkan bagi kami. Rasanya sedikit ngiri ya melihat teman2, tetangga2 yang dengan mudahnya tanpa program ini itu bisa cepat mendapatkan keturunan. Namun kami cuma bisa sabar dan berusaha semaksimal mungkin. Semoga kami selalu berprasangka baik atas apa kehendak Allah SWT seterusnya.
Setelah saya menjalankan kuretase *baca artikel sebelumnya, saya disarankan oleh dokter Agus Supriyadi RS. Hermina Daan Mogot untuk menjalankan program inseminasi. Ini bukan istilah pertama yang kami dengar, karena waktu program hamil di dr. Caroline beliau pernah juga mengarahkan kami untuk coba insem. Dengan berbagai pertimbangan kesiapan baik fisik, mental maupun kondisi finansial yang mendukung, akhirnya kami tertarik mengambil jalan ini.
Cek kondisi rahim sudah dilakukan (setelah menstruasi selesai pada hari ke 11), rahim sudah bagus, tidak ada lagi penebalan dinding rahim (karena sebulan sebelumnya baru di kuret).
Tanggal 8 maret 2016 dokter memberikan obat penyubur profertil 100mg yang dikonsumsi selama 5 hari, jadi menurut beliau ini akan dipantau terus selama minggu2 subur beberapa hari sekali. Selama itu kami bolak balik mengecek apakah telur sudah cukup matang untuk dilakukan pembuahan.
Tanggal 12 maret 2016 3 kami cek lagi, ternyata telur sudah membesar tapi beli maksimal karena agar dapat dibuahi telur harus memiliki ukuran minimal 18mm), dokter menyarankan agar dilakukan suntik Gonal F 75. Pada suntik Gonal ekaligus dokter Agus juga memberi rujukan ke RS lain tempat beliau praktek di klinik Melati yang khusus menangani infertilitas. Beliau merujuk proses inseminasi saya ke RS Harapak Kita Slipi. Kami sih oke saja, asal berhasil *harapannya begitu..
Tanggal 14 Maret 2016 kami diminta mengecek kembali ke RS Harapan Kita langsung menuju ke lantai 2 klinik melati. Sebelumnya kami melakukan pendaftaran terlebih dahulu dengan membawa surat rujukan. Ternyata di klinik tersebut dr. Agus tidak sendirian praktek. Ada beberapa dokter senior di klinik infertilitas tersebut. Kami melakukan suntik Gonal F 75 kembali untuk membesarkan telur karena belum maksimal.
Tanggal 18 Maret 2016 kami kembali ke RS cek sel telur kembali hasilnya telur sudah berukuran 17mm, kami disarankan untuk melakukan hubungan pada malam hari, yang
tujuannya untuk memperbesar kemungkinan terjadinya pembuahan. Karena dirasa sudah cukup besar, tidak dilakukan suntik Gonal F lagi dan dokter menjadwalkan kapan saatnya untuk melakukan suntik pemecah sel telur.
Tanggal 21 Maret 2016 dilakukan suntik pemecah telur, kalau di resepnya sih pakai Ovidrel 250. Keesokan harinya adalah jadual suami mengeluarkan sperma sekaligus Inseminasi.
22 Maret 2016 jam 07.30 suami mengeluarkan sperma, dengan dibantu.. saya dong pastinya, hahaha,.. masa suster,.. wkwk,... kami dimasukkan dalam ruangan khusus yang agak sempit menurut saya cuman nyaman dengan AC dan kamar mandi bersih, sudah disediakan bed kecil. Kami diberi tabung penampung sperma dan spidol serta timer. Fungsi timer untuk menulis waktu saat keluarnya sperma. Begitu sperma keluar langsung harus dimasukkan ke loker kecil sebelah bed yang tertanam di dalam dinding. Seperti freezer mungkin ya.. dan kami harus menulis waktu saat sperma keluar.
Selesai proses mengeluarkan sperma, si suami langsung capcus menuju ke kantor. Saya? ya udah insem sendirian, tanpa ditemani suami, hiks.... gapapa, asal jadi pikirku saat itu.
Hasil sperma sudah keluar, dan sama seperti sebelumnya, sperma suami Asthenozoospermia. Saat dokter Gde menjelaskan, dia bilang spermanya banyaak... semoga jadi ya Bunda. Aamiin.... harapanku...
Jam 10.00 saatnya proses insem. Saya masuk ruangan untuk bersiap-siap. Rasanya agak sedikit kaku ya, takut juga kali aja sakit. Saya diminta untuk duduk di kursi yang biasanya untuk USG biasa. dengan kaki ngangkang *malu sebenernya kalo gak terpaksa. Posisi badan agak kebawah lebih rendah dari pinggul. Sebelum dokter melakukan suntik inseminasi, dokter menjelaskan sperma yang akan disuntikkan milik Bp Imam suami saya, sudah di wash. Beliau minta saya berdoa juga, semoga berhasil.
Prosesnya nggak sakit, nggak kerasa apa2, cuma mungkin sedikit cekit cekit efek dari cairan lain selain sperma itu. Mungkiiiin.... cuma beberapa detik di suntikkan dengan kateter kecil yang lembut, setelah selesai saya diminta untuk berbaring dg posisi sama seperti saat penyuntikkan selama 30 menit.
Selesai inseminasi, saya diberi obat untuk diminum selama beberapa hari. Diberi asam folat dan vitamin.
Bener2 nggak boleh ngapa2in sama suami waktu itu. Nggak motor2an, sampe ngindari mudik yang biasanya dilakukan sebulan sekali minimal. Dan... tiba saatnya hari H menuju aku haid.
menurut jadwal aku haid tiap tanggal 17, tanggal 18 belum haid udah harap2 cemas tuh.. Alhamdulillah sampai tanggal 19. Aku pikir apa iya ya berhasil.. udah sumringah bawaannya, eh pas tgl 19 mau wudhu sholat maghrib habis pipis tuing.... mens... hiks hiks hiks.... saya baru ingat, menurut dokter memang menstruasi saya selalu mundur 3 hari. pas banget kan....
Lemes, capek, pengen nangiiiiiiiiis, kecewa berat rasanya saat itu. Suami saya hubungi via WA, dia bilang, nggak apa2 mungkin Allah belum saatnya kasih kita anak. Dan saya tetep aja menggerutu, tapi tapi dan tapi....
Belum tau kapan lagi kami mau mulai untuk program kehamilan lagi. Rasanya masih nyesek inseminasi gagal itu. Insya Allah kami tidak patah semangat untuk terus berusaha. Hanya lagi ngumpulin modal lagi lebih tepatnya, hehehe....
Rincian biaya untuk cek USG, obat-obatan dan suntikan inseminasi:
Tanggal 8 Maret 2016 = kurang lebih 700rb
Tanggal 12 Maret 2016 = kurang lebih 1 jt
Tanggal 14 Maret 2016 = kurang lebih 1,2jt (di RS berbeda harga cek USG beda)
Tanggal 18 Maret 2016 = kurang lebih 600rb
Tanggal 21 Maret 2016 = kurang lebih 1,2 jt
Tanggal 22 Maret 2016 = kurang lebih 3jtan (biaya insem sendiri 2,4jt) selebihnya obat2an dna cek sperma.
Untuk bunda2 yang mau inseminasi, sebaiknya disiapkan sebaik-baiknya. Persiapan yang paling penting adalah mental, jangan sampai meletakkan harapan penuh pada teknologi karena seberapa hebatnya pun teknologi jika Allah SWT belum meridhoi nggak akan ada hasil apa2. Jangan jumawa, tetap pasrah dan optimis. Saling mendoakan ya Bunda...